Detak jantung yang tidak beraturan atau terasa aneh kadang dianggap sepele oleh sebagian orang. Padahal, kondisi ini bisa menjadi pertanda adanya aritmia jantung. Aritmia adalah gangguan irama jantung yang dapat membuat jantung berdetak terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur. Jika tidak ditangani dengan baik, aritmia bisa meningkatkan risiko penyakit jantung serius hingga kematian mendadak.

PAFI KAB. KUANTAN SINGINGI (Persatuan Ahli Farmasi Indonesia) terus berupaya memberikan edukasi kepada masyarakat agar lebih peduli terhadap kesehatan jantung, termasuk dalam mengenali gejala aritmia dan cara pencegahannya.

Apa Itu Aritmia?

Aritmia adalah kondisi ketika impuls listrik yang mengatur detak jantung tidak bekerja sebagaimana mestinya. Akibatnya, ritme detak jantung menjadi tidak normal. Beberapa jenis aritmia yang umum terjadi meliputi:

  • Bradiaritmia: jantung berdetak lebih lambat dari normal

  • Takiaritmia: jantung berdetak lebih cepat dari normal

  • Fibrilasi atrium: detak jantung tidak teratur dan sering kali sangat cepat

Meski tidak semua aritmia berbahaya, penting untuk mengenal gejalanya dan mengetahui kapan harus memeriksakan diri ke tenaga medis.

Gejala Aritmia Jantung

Beberapa penderita aritmia mungkin tidak merasakan gejala sama sekali. Namun, bagi sebagian orang, aritmia dapat memunculkan tanda-tanda seperti:

  • Jantung berdebar-debar atau terasa “meloncat”

  • Detak jantung terasa terlalu cepat atau terlalu lambat

  • Pusing atau sensasi melayang

  • Sesak napas

  • Nyeri dada

  • Pingsan secara mendadak

Jika Anda mengalami gejala seperti di atas, apalagi secara berulang, penting untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat.

PAFI KAB. KUANTAN SINGINGI menyarankan masyarakat untuk tidak mengabaikan gejala-gejala ringan karena bisa menjadi tanda awal gangguan serius pada jantung.

Risiko dan Penyebab Aritmia

Aritmia bisa disebabkan oleh banyak faktor, termasuk:

  • Tekanan darah tinggi atau hipertensi

  • Penyakit jantung koroner

  • Ketidakseimbangan elektrolit dalam tubuh

  • Konsumsi alkohol atau kafein berlebihan

  • Stres emosional atau kecemasan

  • Penggunaan obat-obatan tertentu, termasuk obat flu atau penenang

  • Gangguan pada tiroid

Beberapa faktor risiko lain yang perlu diperhatikan adalah usia lanjut, riwayat keluarga, serta gaya hidup tidak sehat seperti kurang olahraga dan pola makan buruk.

Cara Mencegah Aritmia

Mencegah lebih baik daripada mengobati. Berikut adalah beberapa langkah yang dianjurkan oleh PAFI KAB. KUANTAN SINGINGI untuk menjaga irama jantung tetap normal:

  1. Kendalikan tekanan darah dan kolesterol
    Hipertensi dan kolesterol tinggi dapat merusak pembuluh darah serta memicu gangguan jantung. Pemeriksaan rutin dan pola makan sehat sangat penting.

  2. Batasi konsumsi kafein dan alkohol
    Minuman berkafein dan alkohol berlebihan bisa mengganggu sistem kelistrikan jantung. Batasi konsumsinya agar jantung tetap sehat.

  3. Berhenti merokok
    Merokok mempersempit pembuluh darah dan merusak jaringan jantung. Berhenti merokok dapat mengurangi risiko aritmia secara signifikan.

  4. Kelola stres
    Stres kronis berdampak langsung pada sistem saraf otonom yang mengatur detak jantung. Coba teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau sekadar jalan santai.

  5. Rutin berolahraga
    Aktivitas fisik membantu memperkuat jantung dan menjaga iramanya tetap stabil. Pilih olahraga ringan seperti berjalan, berenang, atau bersepeda secara teratur.

  6. Konsumsi makanan sehat
    Perbanyak makanan tinggi serat, omega-3, serta buah dan sayur. Hindari makanan tinggi garam dan lemak jenuh yang bisa memperburuk kondisi jantung.

  7. Konsultasi dengan tenaga kesehatan
    Jangan ragu berkonsultasi jika merasa ada yang tidak normal dengan detak jantung. Pemeriksaan EKG atau tes penunjang lainnya bisa mendeteksi aritmia secara dini.

Peran PAFI dalam Edukasi dan Pencegahan

Sebagai bagian dari komunitas kesehatan, PAFI KAB. KUANTAN SINGINGI berkomitmen untuk terus memberikan penyuluhan tentang pentingnya mengenali dan mencegah gangguan jantung. Apoteker sebagai tenaga kesehatan juga berperan aktif dalam memberikan informasi tentang obat-obatan yang bisa memicu atau memperburuk aritmia.

Melalui kegiatan edukatif dan layanan kesehatan masyarakat, PAFI berharap masyarakat semakin peduli terhadap kesehatan jantungnya.

Aritmia jantung memang tidak selalu berbahaya, tetapi tetap perlu diwaspadai. Mengenali gejala, memahami risikonya, dan menerapkan gaya hidup sehat adalah kunci utama untuk mencegah kondisi ini memburuk.

PAFI KAB. KUANTAN SINGINGI mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk lebih peduli pada kesehatan jantung, karena detak jantung yang teratur adalah salah satu tanda tubuh yang sehat dan bugar. Jangan tunda untuk melakukan pemeriksaan jika Anda merasakan gejala yang mencurigakan. Lebih cepat diketahui, lebih besar peluang untuk ditangani dengan tepat.