Kanker hati merupakan salah satu penyakit yang cukup mematikan di Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, kanker hati masuk dalam jajaran 10 besar penyebab kematian akibat kanker. Penyakit ini sering kali baru terdeteksi ketika sudah memasuki stadium lanjut, yang tentu saja menyulitkan proses pengobatan.

Sebagai bentuk kepedulian terhadap kesehatan masyarakat, PAFI KAB. KUANTAN SINGINGI yang merupakan bagian dari PERSATUAN AHLI FARMASI INDONESIA, mendorong pentingnya upaya pencegahan kanker hati melalui edukasi yang menyeluruh dan langkah-langkah praktis yang bisa dilakukan sejak dini.

Apa Itu Kanker Hati?

Kanker hati adalah kondisi ketika sel-sel hati tumbuh secara abnormal dan tidak terkendali. Jenis yang paling umum adalah hepatocellular carcinoma (HCC), yang biasanya berawal dari penyakit hati kronis seperti hepatitis B, hepatitis C, dan sirosis hati.

PAFI KAB. KUANTAN SINGINGI menekankan bahwa pemahaman dasar mengenai penyakit ini penting agar masyarakat lebih waspada terhadap gejala awal serta faktor risikonya.

Faktor Risiko Kanker Hati

Beberapa faktor risiko utama kanker hati antara lain:

  • Infeksi virus hepatitis B atau C

  • Konsumsi alkohol berlebihan

  • Penyakit hati kronis seperti sirosis

  • Lemak hati (fatty liver)

  • Obesitas dan diabetes

  • Paparan zat aflatoksin dari makanan yang terkontaminasi jamur

Dengan mengenali faktor-faktor tersebut, masyarakat bisa lebih fokus dalam mengambil tindakan pencegahan yang efektif.

1. Vaksinasi Hepatitis B

Salah satu langkah paling penting dalam mencegah kanker hati adalah vaksinasi hepatitis B. Virus hepatitis B bisa ditularkan melalui darah, hubungan seksual, atau dari ibu ke bayi saat melahirkan.

PAFI KAB. KUANTAN SINGINGI secara aktif mendorong program imunisasi hepatitis B sejak bayi, serta vaksinasi dewasa bagi yang belum memiliki kekebalan. Vaksin ini terbukti efektif menurunkan risiko infeksi dan komplikasi jangka panjang, termasuk kanker hati.

2. Hindari Konsumsi Alkohol Berlebihan

Alkohol dalam jumlah berlebih dapat merusak sel-sel hati dan menyebabkan peradangan yang berujung pada sirosis. Sirosis hati merupakan kondisi kronis yang dapat berkembang menjadi kanker hati.

PAFI KAB. KUANTAN SINGINGI mengajak masyarakat untuk membatasi atau bahkan menghentikan konsumsi alkohol demi menjaga kesehatan hati.

3. Pola Makan Sehat dan Bersih

Makanan yang tercemar jamur atau aflatoksin sangat berbahaya bagi hati. Aflatoksin banyak ditemukan pada kacang-kacangan, jagung, dan produk olahan yang tidak disimpan dengan baik.

Untuk itu, PAFI KAB. KUANTAN SINGINGI menyarankan masyarakat memilih makanan segar, mencuci bahan makanan dengan benar, serta menghindari makanan basi atau berjamur. Selain itu, pola makan seimbang yang kaya serat, rendah lemak, dan cukup antioksidan sangat baik untuk kesehatan hati.

4. Rutin Periksa Kesehatan Hati

Bagi mereka yang memiliki faktor risiko seperti riwayat hepatitis atau konsumsi alkohol, sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan fungsi hati secara berkala. Tes darah, USG abdomen, hingga pemeriksaan alpha-fetoprotein (AFP) bisa mendeteksi masalah hati lebih awal.

PAFI KAB. KUANTAN SINGINGI bekerja sama dengan tenaga medis dan apoteker untuk memberikan edukasi pentingnya skrining rutin, terutama pada kelompok rentan.

5. Hindari Obat-Obatan dan Suplemen Tanpa Resep

Penggunaan obat-obatan tertentu, termasuk suplemen herbal yang tidak jelas kandungannya, dapat memberikan efek toksik pada hati jika dikonsumsi dalam jangka panjang. Hati bertugas memetabolisme zat-zat dalam tubuh, sehingga beban kerja yang berlebihan bisa merusaknya.

PAFI KAB. KUANTAN SINGINGI mengingatkan agar penggunaan obat-obatan selalu diawasi oleh apoteker dan tidak membeli sembarangan tanpa konsultasi.

6. Kelola Berat Badan dan Gaya Hidup

Obesitas berkontribusi terhadap penyakit hati berlemak non-alkohol (NAFLD), yang bisa berkembang menjadi sirosis dan akhirnya kanker hati. Menjaga berat badan ideal dengan olahraga teratur dan pola makan sehat sangat penting.

PAFI KAB. KUANTAN SINGINGI juga menganjurkan masyarakat untuk rutin bergerak, cukup tidur, dan mengelola stres sebagai bagian dari gaya hidup sehat untuk melindungi fungsi hati.

7. Edukasi dan Kesadaran Diri

Masih banyak masyarakat yang belum menyadari bahaya kanker hati dan pentingnya pencegahan sejak dini. Oleh karena itu, edukasi secara terus-menerus perlu dilakukan.

PAFI KAB. KUANTAN SINGINGI melalui peran aktif anggotanya di apotek, klinik, dan kegiatan komunitas, terus menyampaikan informasi kesehatan yang akurat dan mudah dipahami oleh masyarakat.

Kanker hati bukan penyakit yang datang tiba-tiba. Banyak faktor yang bisa dicegah jika kita memiliki pengetahuan dan kesadaran untuk menjaga kesehatan sejak dini. Vaksinasi, pola makan sehat, menghindari alkohol, serta pemeriksaan rutin adalah langkah nyata yang bisa kita lakukan.

PAFI KAB. KUANTAN SINGINGI sebagai bagian dari PERSATUAN AHLI FARMASI INDONESIA, berkomitmen untuk terus berperan aktif dalam mendukung pencegahan kanker hati melalui edukasi dan pelayanan farmasi yang profesional. Mari lindungi hati kita dari sekarang—karena mencegah selalu lebih baik daripada mengobati.